Cerita Misteri Keangkeran Jembatan Bangbayang Kadungora Garut ,Terheboh Dan Ter Unik
Cerita Keangkeran Jembatan Bangbayang Kadungora Garut
Selain dikenal karena batu akik-nya, Kabupaten Garut juga kental dengan unsur mistisnya. Terutama di daerah-daerah pedalaman atau pelosok desa. Kendati semua itu tidak terekam langsung secara kasat mata seringkali terdingar cerita aheng (aneh) tentang penampakan makhluk gaib alias hantu.
Mahkluk astral sejenis hantu, konon sangat betah berdiam tempat seperti gedung atau bangunan tua, kompleks pemakaman umum dan jembatan-jembatan tua.
Nah di Garut, ada jembatan yang diyakini sering terjadi penampakan hantu, yaitu jembatan Bangbayang, yang terletak di jalur alternatif Garut-Bandung, tepatnya di Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora. Keankeran jembatan ini mulai dari peristiwa yang terjadi pada tahun 2014. Jembatan tersebut pernah ambruk dan menelan korban jiwa salah satunya seorang pengemudi Angkutan Pedesaan bernama Asep Asidin.
Menurut keterangan warga setempat yang juga seorang wartawati yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Siti Nur Fathonah, kala itu jasad korban ditemukan dua hari setelah kejadian mengambang di sungai Cimanuk, Jati Gede Kabupaten Sumedang.
Menyusul pemasangan jembatan rangka baja ringan berkualitas tinggi (Bailey) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, masyarakat setempat kerap mendengar suara-suara aneh misterius seperti tengah terjadi longsor dari arah jembatan.
Kejadian ganjil dan menyeramkan dialami juga oleh seorang pengusaha tembakau asal Kampung Cijapati, Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, Dana. Sekitar pukul 24.00 WIB, mobil yang dikendarai Dana mendadak mogok beberapa meter setelah melintasi jembatan Bangbayang.
Jelang beberapa saat kemudian, muncul sebuah bayangan sosok hitam berpostur tubuh tinggi besar berdiri diujung selatan jembatan. Bayangan hitam yang nyaris menutup badan jalan menghilang setelah dirinya membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
“ Spontan bayangan hitam tinggi besar tersebut menghilang, mesin mobil saya pun kembali hidup,” papar Dana.
Peristiwa aheng terjadi kembali pada Sabtu, 8 Agustus 2015, saat proses pengerjaan jembatan berlangsung. Dikabarkan, jembatan darurat di atasnya terancam ambruk. Padahal menurut konsultan teknis pembangunan Jembatan Bangbayang, Iswan sebetulnya pada saat pengkajian tekstur tanahnya padat sekali.
“Aura mistisnya sudah terasa sejak awal pembangunan. Masa iya pemasangan bailey tambahan hingga menghabiskan waktu tujuh jam lamanya. Biasanya paling sekitar tiga jam,” ujar Iswan.
Senada dikatakan mandor pelaksana proyek, Ivan menyebut, pompa penyedot air mengalami kerusakan hingga tiga kali. Terlebih, roda dan rantai alat berat pengeruk tanah (beko) putus
Comments
Post a Comment